Minggu, 27 Februari 2011

PUISI PUISI FRANKY SAHILATUA



LELAKI DAN REMBULAN


Rembulan di malam hari
lelaki diam seribu kata
hanya memandang
hatinya luka hatinya luka
hatinya luka

Udara terasa berat
karena asmara sesakkan dada
ketika cinta terbentur dinding
terbentur dinding

Bukalah hatiku hatimu yang selalu membeku
agar ku lihat lagi rembulan di wajahmu
jangan sembunyikan hatimu padaku

Lelaki dan rembulan
bersatu di malam
angin sepoi-sepoi



PADA BUKIT DAN PEDESAAN


Pagi.. hening pagi margasatwa pun bernyanyi
Ku lepas rindu hati pada bukit dan petani
Mataharipun terluka

Bukit.. lama sudah kita tak pernah jumpa
Hari-hari pun tenggelam di sela-sela bis kota
Jiwaku beku gelisah

Sekarang semua tlah ku tinggalkan
Gedung-gedung dan bising jalanan
Di hatiku ku genggam kerinduan
Pada bukit pedesaan

Kini.. musim demi musim lewat lebih indah
Matahari bersinar menembus ke dalam hati
Membawa pesan kedamaian

Sekarang semua tlah ku tinggalkan
Tembok-tembok tinggi dan kepalsuan
Ku ayun langkah, ku rentangkan tangan
Di bukit-bukit pedesaan




PERAHU RETAK


Perahu negeriku, perahu bangsaku
menyusuri gelombang
semangat rakyatku, kibar benderaku
menyeruak lautan

langit membentang cakrawala di depan
melambaikan tantangan

di atas tanahku, dari dalam airku
tumbuh kebahagiaan
di sawah kampungku, di jalan kotaku
terbit kesejahteraan

tapi kuheran di tengah perjalanan
muncullah ketimpangan

aku heran, aku heran
yang salah dipertahankan
aku heran, aku heran
yang benar disingkirkan

perahu negeriku, perahu bangsaku
jangan retak dindingmu
semangat rakyatku, derap kaki tekadmu
jangan terantuk batu

tanah pertiwi anugerah ilahi
jangan ambil sendiri
tanah pertiwi anugerah ilahi
jangan makan sendiri

aku heran, aku heran
satu kenyang, seribu kelaparan
aku heran, aku heran
keserakahan diagungkan



PADA BUKIT DAN PEDESAAN


Pagi.. hening pagi margasatwa pun bernyanyi
Ku lepas rindu hati pada bukit dan petani
Mataharipun terluka

Bukit.. lama sudah kita tak pernah jumpa
Hari-hari pun tenggelam di sela-sela bis kota
Jiwaku beku gelisah

Sekarang semua tlah ku tinggalkan
Gedung-gedung dan bising jalanan
Di hatiku ku genggam kerinduan
Pada bukit pedesaan

Kini.. musim demi musim lewat lebih indah
Matahari bersinar menembus ke dalam hati
Membawa pesan kedamaian

Sekarang semua tlah ku tinggalkan
Tembok-tembok tinggi dan kepalsuan
Ku ayun langkah, ku rentangkan tangan
Di bukit-bukit pedesaan




TERMINAL


Hangatnya matahari
Membakar tapak kaki
Siang itu disebuah terminal
Yang tak rapi

Wajah pejalan kaki
Kusut mengutuk hari
Jari jari kekar kondektur
Genit goda daki

Dari sebelah warung
Sebuah WC umum
Irama melayu terdengar
Akrab mengalun

Iringi deru mesin mesin
Iringi tangis yang kemarin

Bocah kurus tak berbaju
Yang tak kenal bapaknya
Tajam matamu
Liar mencari mangsa

Ramai para pedagang
Datang tawarkan barang
Ratap pengemis
Bak meriam dalam perang

Iringi deru mesin mesin
Iringi tangis yang kemarin
Iringi deru mesin mesin
Iringi tangis yang kemarin

Aku datangi kamu lewat lagu
(Kudatangi lewat lagu)
Kudatangi kamu
Langitku masih biru

Nyanyian duka nyanyian suka
Tarian duka tarian suka
Apakah ada bedanya?




DI BAWAH TIANG BENDERA


Kita adalah saudara
dari rahim ibu pertiwi
ditempa oleh gelombang
dibesarkan jaman
dibawah tiang bendera


Dulu kita bisa bersama
dari cerita yang ada

Kita bisa saling percaya
yakin dalam melangkah
lewati badai sejarah

[reff:]
Pada tanah yang sama kita berdiri
pada air yang sama kita berjanji
karena darah yang sama jangan bertengkar
karena tulang yang sama usah berpencar
Indonesia… Indonesia

Mari kita renungkan
lalu kita bertanya
benarkah kita manusia
benarkah bertuhan
katakan aku cinta kau



PERJALANAN

(dinyanyikan dengan jane,..saudarinya )


Dengan kereta malam
Ku pulang sendiri
Mengikuti rasa rindu
Pada kampung halamanku
Pada Ayah yang menunggu
Pada Ibu yang mengasihiku

Duduk dihadapanku seorang ibu
Dengan wajah sendu
Sendu kelabu
Penuh rasa haru ia menatapku
Penuh rasa haru ia menatapku
Seakan ingin memeluk diriku

Ia lalu bercerita tentang
Anak gadisnya yang telah tiada
Karena sakit dan tak terobati
Yang wajahnya mirip denganku



FRANKY SAHILATUA



Franky Hubert Sahilatua (lahir Surabaya16 Agustus 1953) adalah penyanyi balada asal Surabaya, Indonesia. Namanya dikenal publik sejak paruh kedua dekade 1970-an, ketika ia berduet bersama adiknya, Jane Sahilatua, dengan nama Franky & Jane. Duet ini sempat menghasilkan lima belas album, semuanya di bawah Jackson Record.
Setelah duet ini mengakhiri kerja samanya, karena Jane kemudian menikah dan hendak memusatkan diri pada keluarga, Franky lebih banyak bersolo karier.




Lirik lagu karya Franky pada masa Franky & Jane cenderung pada pemujaan alam pada awalnya, misalnya pada lagu Musim Bunga dan Kepada Angin dan Burung. Namun demikian, seperti kebanyakan penulis lagu balada lain, Franky gemar pula "bercerita" mengenai kehidupan orang sehari-hari, seperti Perjalanan atau Bis Kota. Franky pernah menulis dan menyanyikan lagu-lagu soundtrack untuk film Ali Topan.
Sejak tahun 1990-an hingga sekarang, Franky banyak terlibat dalam aksi-aksi panggung bertema sosial dan nasionalisme. Ia aktif terlibat dalam masa peralihan politik dari Orde Barumenuju Reformasi, penentangan RUU APP, serta gerakan anti globalisasi.


Solo Album

[sunting]Franky & Jane

[sunting]Franky & Johnny

[sunting]Franky, Jane, & Johnny

[sunting]Album Lain

[]Karya Populer

  • Lagu "Di Bawah Tiang Bendera" diciptakan Franky dan Iwan Fals pada tahun 1996, dengan latar belakang peristiwa 27 Juli.
  • Lagu "Kemesraan" yang dipopulerkan oleh Iwan Fals merupakan karangan Franky bersama adiknya, Johnny.

[]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar