Rabu, 30 November 2011

semua yang ditanggapi positif akan jadi doa,..

Tulisan ini untuk mengenang bapakku,.. beliau sudah meninggal 7 tahun yang lalu persis sebulan setelah kelahiran anakku yang kedua,.. setelah sakit lumayan lama.
Bapakku namanya Nuril Anwar,.. seorang pensiunan tentara ketika beliau meninggal,..
Dari cerita ibuku,.. beliau tak pernah mengenyam pendidikan ,.. mungkin hanya sampai esde saja atau mungkin jaman dahulu lebih tepatnya madrasah ibtidaiyah,... bapak lebih senang belajar mengaji atau sekedar nongkrong di langgar /musholla kecil di desanya,... entah bagaimana ceritanya beliau bisa memiliki ijasah smp,.. karena setahuku smp itu milik sebuah yayasan keluarga,.. hehehhe,... notabene masih kerabatnya sendiri.
Ayahku tidak terlahir dengan nama Nuril Anwar,.. nama kecilnya adalah Suratman,. mungkin setelah menginjak dewasa merasa lebih keren kalo namanya diganti  Nuril Anwar,.. sepertinya ide bapakku sendiri mengganti nama itu ketika akan masuk tentara. Sampai sekarang keluarga dekatnya adik, kakak dan sepupu masih memanggilnya 'man' atau 'kang man',..sedang yang cadel sering memanggilnya 'mang' . Dan orang2 malah memudahkannya menjadi 'demang'. hehehe,.. kebiasaan di desa,.. selalu membuat sesuatu jadi mudah dan gak ribet.
Meski tak mengenyam pendidikan layak aku tahu ayahku lumayan cerdas,. ketika di ketentaraan beliau sempat masuk di corp musik,.. yang kutahu belajar musik dan partitur tidaklah mudah,.. aku sempat membuka-buka buku not balok milik bapakku,.. aku dibikin takjub sama tulisannya yang rapih,.. persis seperti hasil cetakan mesin,.. semua sama dan presisi ketika menggambarkannya,.. kecil2 dan nampak rumit. Kata bapak dulu beliau spesialisasi terompet. hehehhe,.. aku terheran2 bagaimana cara membaca tulisan itu,.. hehehe,. baru setelah SD aku tahu itu partitur suatu lagu atau musik.
Setelah aku esde bapak pindah ke desa,.. ingin mengabdi di kampung halamannya setelah bertugas kemana-mana. Itu juga atas permintaan ibukku yang kepengen mengrjakan sawahnya di kampung setelah embahku meninggal,. embah adalah ayah ibuku.
Masih jelas di ingatanku orang2 desaku tak memanggil bapakku  Pak Nuril Anwar,.. namun memanggilnya Pak Demang. Setahuku Demang pada jaman dahulu adalah penguasa sebuah wilayah atau  desa atau kawasan. Mungkin terbawa sebutan adik2nya yang dulu cadel itu,.. yang tak bisa menyebut 'man' tapi 'mang'. Tapi kulihat  bapakku santai aja meski dipanggil demikian, sedangkan aku sempat malu karena sering diledekin teman2ku sebagai 'anaknya demang',.. waktu itu aku tahunya demang adanya cuma di kethoprak,..salah satu seni pertunjukan rakyat, yang menampilkan kisah2 atau cerita 2 dongeng maupun kisah kepahlawanan jaman dahulu.
Sampai akhirnya suatu ketika ketika ada pencalonan kepala desa yang baru,. bapak didesak oleh kerabat untuk ikut menclonkan diri. Dan jadilah bapak salah satu calon kepala desa,.. yang akhirnya terpilih,... benar2 jadi "pak demang'dech,.. hahahhaha, alias kepala wilayah,region atau desa. Persis seperti persepsiku waktu kecil dulu.
Nah dari ceritaku tadi apa yang bisa kamu simpulkan,.. hahhaha,... udah bisa ditebak kan,.. bahwa yang orang julukkan ke kita belum tentu itu jadi ledekan,.. bisa saja seperti bapakku,.. yang menanggapinya dengan postif,.. bapakku mengangapnya itu doa dan harapan dari orang2. hhehhehe,.. dan akhirnya doa dan harapan itu jadi nyata,.. meski berpuluh tahun kemudian,...
Marilah kita melihat sesuatu dari kacamata yang lain,.. menganggap semua dari nilai kebaikannya saja,.. kupikir itu akan lebih mudah dijalani,... betul nggak,..
Semoga bapak beristirahat dengan tenang,.. dan diberikan tempat yang terbaik,.. di sisi Allah Penciptanya,.. aminnnnnnnnn. miss u bapak,.. and luv u,... so much,..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar