Senin, 03 Oktober 2011

(Go-Vlog Umum) Harus ada korban,..

Aku punya teman semasa kecil sebut saja namanya Akbar,.. Akbar dan ganknya ini terkenal bandel,.. mereka bertiga Akbar , Budi dan Agus adalah tiga sekawan biang kerok keributan di kampung kami sebuah desa kecil di kabupaten Blora Jawa Tengah, maupun di sekolah tempat mereka menuntut ilmu. Kenakalan mereka terhitung kelewatan meski mereka masih anak-anak. Bahkan kenakalan mereka sampai ke masjid juga. Ustadz dan Ustadzah sampai geleng - geleng kepala tanda mereka menyerah akan kenakalan tiga sekawan itu. Salah satu kenalakan mereka adalah ngumpetin pemukul bedug tanda masuk waktu sholat.


Sebenarnya ada satu ustadz yang mereka agak segan dan takuti. Namun mereka tak kehabisan akal untuk mengerjai ustadz yang terkenal galak ini. Sebuat saja namanya Kyai Sapari. Beliau Ustadz sepuh sekaligus Ketua Takmir masjid desa kami. Karena galak inilah  ketiga sekawan itu ingin mejadikan sasaran kenakalan mereka yang berikutnya. Nah salah satu ide yang terlintas adalah menyembunyikan pemukul bedug, katanya biar Kyai Sapari kebingungan saat masuk waktu sholat dan hendak membunyikan bedug sebelum dikumandangkan adzan. Benar saja malam itu Kyai sapari kebingungan mencari pemukul bedugnya,.. dia sampai kehabisan akal dan pusing tujuh keliling mencari pemukul bedugnya. Akhirnya tak kekurangan akal untuk sementara dipukullah bedug itu pake tangannya. Namun beliau tak mengira kalau itu kelakuan tiga serangkai Akbar , Budi dan Agus.


Namun suatu hari ada murid TPQ itu yang mengetahui ulah mereka dan melaporkannya kepada kyai Sapari,.. walhasil mereka dihukum disuruh membersihkan tempat wudlu dan mengepel masjid. He he he,.. ketiga sekawan itu makin sebal kepada Kyai Sapari. Namun mereka tak tahu bagaimana melampiaskan kekesalan mereka,.. mereka takut juga kalau-kalau hukuman makin berat jika ada yang tahu ulah mereka. jadi mereka bersabar untuk beberapa saat , sampai ketemu momen yang pas. Dasar otak bandel yah,...


Tibalah suatu saat di tahun1980 ,.. ketika itu mereka bertiga memutuskan untuk bermain petasan.Dengan hebohnya mereka menyalakan petasan dan kembang api. Pada awalnya sih lancar-lancar saja,. dan mereka tertawa-tawa ketika petasan berhasil meledak dengan sukses. Mereka niat sekali ingin membakar petasan banyak-banyak,.. entah dapat uang dari mana untuk membeli petasan sebanyak itu,.. atau mereka bikin sendiri. Karena kebiasaan di  desaku jaman dulu lebih seru kalo bikin petasan sendiri. Bisa menyesuaikan selera masing masing.


Acara bakar petasan lancar-lancar saja,.. namun tak sengaja ada yang memberi tahu mereka kalo ada Kyai Sapari jalan ke arah mereka. Saking takutnya sama Kyai Sapari mereka tergopoh-gopoh pergi membawa petasan yang sempat terselamatkan,.. namun tak sempat menyelamatkan petasan yang sudah terlanjur disulut sumbunya,.. yang penting kabur dulu,. kalau  ketahuan Kyai Sapari bisa-bisa kena hukuman lagi,. karena mereka main petasan dekat masjid,.. hehehehhe,... kaburrrr,...


Nah sialnya pas Kyai Sapari lewat tempat mereka main petasan tadi,tak tahu kalau ada satu petasan yang sudah terlanjur disulut sumbunya,.. beliau berjalan dengan santai saja melewati jalan itu,.. namun ,... ketika dia melangkah melewatinya tiba2 terdengar ledakan keras sekali DDDUUUUAAAARRRRRRRRRRRRRR,..
dan orang yang teriak kesakitan sambil memegang bawah selangkangannya,.. duhhh kasian Kyai Sapari,.. ternyata petasan itu meledak tepat di dalam sarungnya,.. ASTAGHFIRULLAH,... hehehehe,.. beliau meringis kesakitan dan bergegas mencari pertolongan,.. ketiga sekawan yang bersembunyi sambil mengintip tadi langsung pucat wajahnya,.. seumur-umur  baru kali ini mereka sepucat itu setelah beraksi,... namun kali ini terjadi justru di luar kehendak mereka,.. dan tidak mereka rencanakan,... Mereka merasa bersalah dan bingung harus bagaimana. Pokoknya malam itu mereka tak tahu apa yang terjadi pada ustadz  mereka yang mereka sayangi sekaligus mereka takuti,... yang jelas mereka pulang ke rumah masing masing dengan perasaan  bingung dan sesal.


Syukurlah akhirnya mereka mendapat kabar kalau Kyai Sapari tak kenapa-kenapa hanya sedikit memar namun dengan pengobatan masih bisa sembuh.Sebagai rasa sesalnya mereka mendatangi beliau dan minta maaf serta bertekad untuk tidak nakal lagi.Hehehe,.. ternyata harus membawa korban baru bisa menyadarkan kenakalan mereka,.. Ada banyak hal yang mampu menyadarkan seseorang,.. bahkan harus membawa korban baru bisa menjadikan mereka sadar,... semoga bisa jadi inspirasi buat yang masih nakal,... jangan kelewatan donk,... hehehehhe,...


Cerita ini dah sering ku share di facebook,.. untuk pengingat bahwa kenakalan pun nggak boleh terlalu,... takutnya membawa korban. 


Sidoarjo, 4 oktober 2011







Tidak ada komentar:

Posting Komentar